Happy hollowing!
Now that I'm older, my perspective on Halloween has shifted a bit. It’s now the holiday that most celebrates a childlike sense of wonder and amazement. Ordinary people and places are temporarily transformed into creepy and whimsical versions of their former selves: a zombie rises with the aid of corn syrup and some red food coloring, your everyday home becomes a haunted house with eerie lights and a spooky soundtrack, and a pumpkin—an otherwise plain-looking squash—is a grinning ghoul, with the help of only a candle, a knife and some elbow grease.
To celebrate Halloween this year, the doodle team wanted to capture that fascinating transformation that takes place when carving a pumpkin. Instead of picking up a few pumpkins from the grocery store, however, we decided to work on six giant pumpkins, specially delivered from nearby Half Moon Bay (some weighing well over 1,000 pounds). What you see is a timelapse video of the approximately eight hours we spent carving in the middle of our Mountain View, Calif. campus.
Googlers got into the Halloween spirit as well—you can see their costumed cameos if you have a quick eye. Many thanks to Slavic Soul Party! and composer Matt Moran for providing a fitting soundtrack for our Halloween hijinks.
For an inside look at how we set up the shoot, watch our behind-the-scenes video:
From all of us at Google, take care, be safe and have fun this Halloween!
Kejaksaan Dinilai Tidak Serius Tangani Kasus Korupsi
Tiga kasus yang menjadi pusat monitoring LBH adalah kasus pembebasan lahan pembangunan kampus Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makassar dengan empat terdakwa, kasus pungutan liar di Pasar Pabaeang-baeng satu terdakwa dan kasus dugaan korupsi di Dinas Pekerjaan Umum (PU) Makassar dengan dua terdakwa. Ketiga kasus tersebut melibatkan uang miliaran rupiah.
Hadir sebagai pembicara, Irwan Muin selaku aktifis hukum Sulsel bersama Anwar Reza serta Ketua Bidang Advokasi LBH Makassar Haswandi Andi Mas di Rally Cafe Jalan AP Pettarani yang dihadiri pula sejumlah pemerhati hukum dan mahasiswa di Makassar. Monitoring mereka lakukan sejak kasus ini mulai ditangani kejaksaan hingga memasuki tahap putusan.
Beberapa catatan hasil monitoring LBH tersebut menyudutkan Kejaksaan sebagai pintu utama masuknya kasus-kasus ini ke Pengadilan. Salah satu yang mendasar, Kejaksaan dinilai belum kuat dan tidak memahami lebih jauh tentang undang-undang tindak pidana korupsi nomor 31 tahun 1999.
Irwan Muin yang juga seorang pengacara mengatakan, dari tiga kasus tersebut, rata-rata terdakwa hanya dikenai pasal 2 dan 3. “Padahal ada pasal lebih utama dari itu, yakni pasal 37a tentang pembuktian terbalik dan pasal 18 tentang perampasan secara paksa aset terdakwa,” tuturnya, Minggu (30/10/2011).
Itulah yang menurut Irwan yang membedakan kejaksaan dengan Komisi Pemberantasa Korupsi (KPK) dimana KPK lebih mengutamakan pengembalian kerugian negara, sementara kejaksaan lebih dominan mengupayakan tersangka korupsi tersebut dipenjara. “Padahal esensi undang-undang tipikor adalah pengembalian kerugian negara,” ujar Irwan.
Selain itu, Irwan juga melihat kelemahan jaksa dalam melakukan penuntutan, dimana selalu mengupayakan tuntutan minimal. “Jika demikian tidak salah jika hakim yang menangani satu kasus akan memvonis bebas terdakwa korupsi karena hakim juga berpatokan pada tuntutan dan dakwaan jaksa,” imbuhnya.
“Saya malah takutnya, di Makassar akan muncul jaksa-jaksa seperti Sirus Sinaga lain, karena bayang-bayang kesana muncul kepermukaan,” kata Irwan.
Anwar Reza juga melihat demikian, bahkan menurut Anwar jaksa tidak antusias dalam menjerat orang-orang yang terlibat dalam satu kasus selain terdakwa.
“Seperti kasus pasar Pabaeang-baeng, jaksa sudah harusnya tahu jika pidana korupsi itu tidak mungkin dilakukan hanya seorang, namun nyatanya Jamaluddin Yunus sebagai tersangka tunggal, petunjuk-petunjuk di persidangan pun tidak mempu dikembangkan oleh jaksa,” tuturnya.
Saksi yang harusnya dihadirkan dalam kasus tersebut pula dinilai Anwar belum mampu dihadirkan kejaksaan. “Padahal bisa saja dari saksi tersebut, terkuak satu fakta lain,” kata dia yang mempertanyakan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin dan Sekertaris Kota Anis Zakaria Kama yang tidak pernah hadir dipersidangan. Padahal SK yang menjerat Jamaluddin itu lahir dari sepengetahuan mereka.
Anwar menilai, kasus pungutan liat Pabaeng-baeng adalah kasus yang terang menderang. “Ada bukti pungutan liar, ada yang memungut, ada surat perintah pemungutan, namun hanya satu terdakwa, ini sudah menjadi tanda tanya besar atas kinerja kejaksaan,” tutur Anwar tanpa membela Jamaluddin Yunus.
Melihat banyaknya kekurangan kejari Makassar dalam penuntasa tiga kasus korupsi tersebut membuat Ketua Bidang Advokasi LBH Makassar Haswandi Andi Mas akan melakukan upaya-upaya hukum lebih tinggi. “Kami akan laporkan temuan-temuan ini ke Komisi III dan Komisi Kejaksaan,” ujarnya.
Namun tudingan dari LBH itu mendapat sanggahan dari Kepala Kejari Makassar Haruna yang dihubungi SINDO secara terpisah. Menurut Haruna, ketiga kasus tersebut belum bisa dikatakan terdapat kelemahan karena masih dalam proses hukum.
“Kasus PIP kami ajukan banding, kasus PU masih berjalan dipersidangan begitu pula kasus pungutan liar di pasar Pabaeng-baeng kami ajukan banding, karena putusan hakim masih sangat rendah dari tuntutan jaksa dan kami tidak setuju dengan itu,” ujarnya.
Masalah penerapan pasal pembuktian terbalik dan perampasan aset secara paksa diakui Haruna memang masih sangat lemah di tubuh kejaksaan. Namun tidak melupakan pasal tersebut sama sekali, tetap akan mengupayakan pasal ini berjalan sebagaimana mestinya.
“Kami tetap mengupayakan kerugian negara itu dikembalikan, dan nyatanya ketiga kasus ini kerugian negara sudah kembali hampir 100 persen,” belanya.
Sebagai gambaran, kasus PIP Makassar dari empat terdakwa tiga diantaranya sudah divonis satu tahun penjara, satunya lagi masih menunggu lantaran terdakwa melaksanakan ibadah haji. Tidak ada ganti rugi dalam kasus ini, namun uang sebesar Rp9 miliar lebih, yang ditemukan direkening pribadi salah satu terdakwa telah diamankan kejaksaan. Majelis hakim menyatakan kerugian negara dalam kasus ini sebesar Rp13 miliar.
Kasus pungutan liar pasar Pabaeng-baeng juga sudah vonis, dan menyatakan Jamaluddin Yunus bersalah atas lahirnya SK 900 tentang pungutan pembagian kios dengan jumlah pungutan liar sebesar Rp862 juta, namun yang diamankan kejaksaan hanya Rp350 juta. Sementara kasus Dinas PU Makassar masih tahap replik duplik di pengadilan, dengan dua terdakwa dalam kasus ini.
(Rahmat Hardiansya/Koran SI/lam)
View the original article here
This one via chinaSMACK regarding Yue Yue
Yueyue: A Tragedy of 3 Seconds & Flawed Heroism
As an outsider, it is far too easy to thumb our noses at this new example of a nasty, immoral Chinese society. The Yueyue tragedy has already encouraged many of my overseas Chinese friends to turn their backs on China. Many of us have a tenuous relationship with the part China plays in our Chineseness, and Yueyue’s case is ‘proof’ that this is an alien world. While proud to be ethnically Chinese, we wonder whether our values and traditions, inherited from forefathers who left China a century ago, have much to do with China’s society today. Friends have rolled their eyes at my decision to come to China to discover my roots; to them, those roots are planted in my great-grandparents’ home in southern Malaysia, not in a country that apparently ignores injured children. ”Come home,” someone told me. “We’re afraid you’re going to grow a cold heart the longer you stay there.”
I haven’t jumped onboard the “us Chinese versus them Chinese” train. Though I’ve had unsettling experiences in China, these haven’t been enough for me to condemn this whole nation to an evil, inhumane “them.” There is this thing in the air that feels like ‘cold apathy’ to an outsider, but to the local Chinese is just a sense of ‘can’t make it my business or else.’ I don’t think there’s anything cruel about it. Blame the Cultural Revolution. Blame a Nanjing judge and compensation laws. Blame hopelessness. Blame fear.
You may call me an apologist, though for what, I’m not quite sure. For not wanting to condemn all of China based on this incident? Not wanting to hate Chinese citizens for this culture of fear that I may never understand? Even good people can be wary of stepping in to stop another’s suffering. There’s so much fear here, fear that goes in many directions — don’t want to meddle, don’t want to get in trouble, don’t want to be blamed, don’t want to regret helping — but there’s no desire to be responsible for creating pain and suffering in the first place.
The horror of a three-second decision
As I watched the horrific video of Yueyue in Foshan, my strongest emotions weren’t directed at the many people who rushed past her. To me, those people weren’t evil. They were unkind and unwilling to put another before themselves, but not evil. They hadn’t caused her pain, and their only crime was complete submission to cowardice. Nor did I feel anger at the second van that ran her over. At the steady speed he was going, I assumed he didn’t realize that he’d run over a child.
Instead, the most damning and damaging moment that has stayed with me, the complete horror of it all, are the three seconds when the driver of the first van pauses with Yueyue between his front and rear wheels. He then proceeds to intentionally cause the toddler additional pain and suffering by stepping on the gas.
Those few seconds changed everything. They transformed him from a humane being into a murderous creature. They transformed Yueyue from an injured girl into a crushed mess after the whole weight of the van was slowly applied across her upper torso for the second time. It took three seconds for her to become a mangled body, the back tires of the van seeming to crunch her up and spit her out, leaving behind a devastating trail of blood so noticeable, so slick, even in the grainy CCTV footage. In those three seconds, the incident morphed from an honest mistake into cruel murder.
After watching that, I was too numb to feel anything much for those 18 passersby.
In the shit-storm following the video’s release, rage has been focused on those who did nothing. As stated in this Telegraph article, “It is not the accident itself, but what happens next – or rather does not happen – that has left millions of ordinary Chinese wondering where their country is heading.” But while we’re asking all those worthwhile questions about Good Samaritans, and in some quarters arguing over whether mainland Chinese and overseas Chinese are inherently different, perhaps we shouldn’t lose sight of something else – Yueyue may not have needed to be saved by those 18 passersby if the rear wheels of that first van had never touched her body, if the driver had paused…and kept pausing. Maybe we should be examining the accident itself — what it is that made one van driver cold enough, bold enough, and perhaps scared enough to make a decision that, in three seconds, changed the life of one little girl forever.
Chen Xianmei: A flawed hero
In a story this heartbreaking, we’ve needed a hero to cling to. Chen Xianmei, the scrap peddler who dragged Yueyue off the road, has become that celebrated savior, because she was the only passerby who tried to DO SOMETHING.
However, it feels like a taboo to suggest that she may have helped in the wrong way. Not many commenters have pointed out that she likely did not do Yueyue any good by initially moving her into an upright position.
“She can’t sit up on her own!” I wanted to cry as I watched the footage. The video clearly shows Yueyue’s torso flopping over and collapsing when Chen Xianmei pulls her up by the arms and lets go; it’s as if the little girl has been severed in half. Yueyue is then picked up and carried away by her frantic mother. These scenes made me wince. Elsewhere, in a different place and under different circumstances, our hero (and the child’s mother) might not be hailed for saving Yueyue, but rebuked for exacerbating already severe internal injuries.
What a sad situation. We had people unwilling to be Good Samaritans, and a Good Samaritan whose first move was probably not in the child’s best interest, through no fault of her own. Chen Xianmei was absolutely right to do something. But it was heartbreaking to see that the only person who would stop to help, was unable to judge that the child was much too bloodied and injured to be moved in that manner.
In early September, the Health Ministry issued a detailed manual on how to help the elderly if they fall. The document was widely ridiculed online, especially because it was issued at around the same time as another Good Samaritan failure. But one of its recommendations was not to move the injured, which is sound advice however dismissively one may view the manual and other guidelines like it.
There is so much discussion out there about morality. But let’s not only focus on whether to be a Good Samaritan; we have to know how to do so in a way that minimizes injury. A nation of Chinese citizens moving, rolling, and lifting internally bleeding victims can be just as disastrous as standing by and doing nothing. Let’s talk about that, instead of creating these archetypes of demons (the evil 18 Chinese bystanders) and angels (simple, kind-hearted scrap peddler), and nonsense accusing Chen Xianmei of seeking fame. The only criticism of her should be that this kind woman didn’t know a better way to help the little girl.
A different form of this article originally appeared on Shanghai Shiok!
Katy Perry: Saya Konser di Indonesia, 19 Januari 2012!
Setelah kabar gembira itu diterima oleh para penggemar Katy, yang bersebutan Katy Cats, para promotor pertunjukan yang akan memanggungkan Katy di Indonesia dalam rangka California Dreams Tour, IsmayaLive bersama FMLive Production dan Sound Rhythm, mengeluarkan pengumuman yang berkait dengan penyelenggaraan konser Katy pada 19 Januari 2012.
"Kami akan segera mengadakan Press Conference untuk memberikan informasi yang lebih mendetail kepada rekan-rekan media dan tentunya informasi ini ditunggu oleh seluruh masyarakat yang sudah menantikan Katy Perry sejak lama," terang Yudha Perdana, Brand Manager IsmayaLIVE, melalui keterangan pers tertulis. "Konser Katy Perry akan menjadi konser pembuka di awal 2012 jadi pastikan anda para 'Katy Kats' menyaksikan konser ini," sambungnya.
Dalam keterangan pers tertulis, Yudha dan kawan-kawan juga menyampaikan informasi bahwa pernyataan Katy lewat akun pribadi Twitter-nya itu mendapat sambutan hangat dari para tweep di Indonesia. Tercatat, dalam 24 jam sesudah pernyataan tersebut di-tweet, ada 23.595 unique tweet dari Indonesia, yang dibaca oleh 5.679.538 pengguna Twitter dari Indonesia. Sebelum ini, dengan kerja sama antarpromotor yang berbeda, pedendang lagu-lagu "I Kissed a Girl", "Firework", dan "California Gurl" ini pernah diundang untuk tampil pada 28 Mei 2011 di Jakarta. Namun, konser tersebut batal terwujud.
View the original article here
Tiga Pemain Naturalisasi Masih Menunggu Paspor
JAKARTA, KOMPAS.com — Tiga pemain naturalisasi yang dipanggil ke tim nasional masih belum dipastikan apakah bisa membela timnas saat berlaga melawan Qatar, 11 November, dalam kualifikasi Piala Dunia 2014. Mereka adalah Greg Nwokolo, Victor Igbonefo, dan Jhonny van Beukering.
Koordinator timnas, Bob Hippy, mengatakan, ketiganya masih harus menyelesaikan persoalan administrasi yang belum tuntas. Paspor untuk ketiga pemain naturalisasi tersebut belum keluar sampai sekarang.
"Nanti hari Rabu baru keluar paspor bagi ketiga pemain," katanya ketika dihubungi, Minggu (30/10/2011). Setelah menerima paspor, bisa dipastikan mereka langsung bisa bermain bagi timnas melawan Qatar di Doha.
Bob juga mengatakan, kini Greg Nwokolo dan Igbonefo telah memiliki KTP beralamat di Indonesia, sementara Beukering dalam tahap perampungan untuk mengurusi KTP. "Yang diukur itu bukan KTP, melainkan paspor. Kalau sudah punya paspor, sudah bisa main untuk timnas," ujarnya.
Ketiga pemain yang kini berkostum Pelita Jaya ini disumpah menjadi WNI di Kanwil Depkumham Jakarta pada Senin (10/10/2011). Selain ketiga pemain tersebut, dua pemain lainnya, yakni mantan pemain Feyenord-Roterdam, Tonnie Harry Cousel, dan pemain Utrecht, Stefano Lilipaly. (Tribunnews.com/Iwan Taunuzi)
Update: Primary One Admissions
Click here to see all existing DSS schools in Hong Kong (Primary & Secondary)
After attending another interview with my son on Saturday we heard from a mother of one of his classmates following statement:
"Oh he has already been admitted to 2 of the schools + one 2nd interview"
Second interview means that you are 80% in !
The mother then told us she surely registered already for both of the ones her boy has been admitted already. I almost wanted to beat her - because:
1 kid here is blocking 2 seats (only releasing them in last minute next year) - because in the end he can only go to 1 SCHOOL (as much as my math is good). Under consideration that all the application this family has filed was a favourite place for her son - now you tell me why they are holding an extra of 2 places - for what ?
I am safe to say there are many families doing the same as described before:
Holding several admissions in their hands & not willing to give up some of them until last minute - even they pay several 100 HKD registration fee for each of the schools they have been admitted to.
How to call this ? Show off to friends, relatives & others: My kid is so good - getting 2 admissions already.
Please do not forget: Much more are failing the applications / interviews than being successful - that is why I personally find this kind of behaviour totally unacceptable.
No regulation on this kind of behaviour from Education Dept.
Besides this, the son of the above family is 8 months older than my son - means he is 8 months more mature, which makes a big difference in that age.
When my son will start P1 next year he will be 6 + 2 months - the other boy will be 6 + 9 months - I am very sure this guy is much smarter today in this so-called "interviews" than my son is.
So many things are "over-regulated"in Hong Kong: You can not sit here, you can not sit there, you cannot have a seat outside a restaurant (btw: what happened in Stanley - no more OUTDOORS seating ?) - but this P1 admission no regulation at all ?
Anything ever heard about this in a so-called POLICY ADDRESS - I cannot remember.
Have a nice week ahead !
Bengkulu Gempa 5,7 Skala Richter, Kota Padang Ikut Bergetar
Informasi BMKG , gempa terjadi di 81 kilometer Tenggara Mukomuko Bengkulu atau 84 km Barat Laut Lais-Bengkulu, 98 kilometer Barat Daya Muara Aman –Bengkulu, 105 kilometer Barat Laut Padang Betuah-Bengkulu, 690 kilometer Barat Laut Jakarta, dengan kedalaman 10 kilometer.
Menurut M.Haris Syahjehan (31) warga Pasar Raya Padang gempa dirasakan hanya sekira dua detik, beberapa peralatan bergoyang lambat.
“Tadi kukira hanya hembusan angin ternyata gempa, itu saya sadari kursi yang bergoyang-goyang,’ ujarnya Minggu (30/10/2011).
Sementara di Imran Rusli warga Simpang Enam, Pondok, Padang mengatakan gempa juga terasa di rumahnya. “Komputer ini bergoyang-goyang biasanya tidak,” ungkapnya. (amr)
View the original article here
Rumah Nikita Willy Dimasuki Pencuri
BEKASI, KOMPAS.com — Petugas Kepolisian Sektor Pondok Gede, Kota Bekasi, menyelidiki pencurian kediaman pesinetron Nikita Willy di Jatiwaringin, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, Kamis (27/10/2011) siang.
Pencuri mengambil satu komputer jinjing dan tiga jam tangan senilai Rp 40 juta.
Menurut keterangan Kepala Kepolisian Sektor Pondok Gede Komisaris Burhanuddin melalui Kepala Unit Reserse Kriminal Inspektur Satu Agus Hadiwijaya, pembobolan terjadi sebelum pukul 14.00 WIB saat rumah tersebut kosong.
Sekitar pukul 14.00 WIB, dua penata rumah tangga yang bekerja pada keluarga pemeran utama sinetron Putri yang Ditukar itu mendapati pintu utama sudah rusak.
Saat mereka masuk ke dalam rumah, dua kamar sudah berantakan. Kejadian itu pun segera dilaporkan kepada orangtua Nikita Willy. Keluarga selanjutnya melapor ke petugas Kepolisian Sektor Pondok Gede.
Diduga, pencurian dilakukan oleh dua lelaki bersepeda motor.
Adapun kediaman bintang sinetron ini pernah kecurian pada April 2009. Waktu itu tiga televisi LCD dan seperangkat pelantang suara diambil dari dalam mobil yang diparkir di garasi rumah.
Persisam Bungkam Persela 5-0
Penyerang tim nasional Indonesia yang memperkuat Persisam, Christian Gonzales, mencetak hattrick. Pemain berjuluk El Loco itu mencetak gol pada menit ke-17, 60, dan 72.
Adapun dua gol lain Persisam dibukukan Fandi Mochtar pada menit ke-24 dan Jerry Boima Karpeh menit ke-68.
Dengan kemenangan itu, Persisam naik ke peringkat tiga klasemen sementara dengan tiga poin. Sementara itu, Persela menggantikan Persisam di posisi juru kunci dengan satu poin.
View the original article here
"Stuntman" Film Stallone Tewas Saat Shooting
SOFIA, KOMPAS.com — Polisi Bulgaria melaporkan, seorang stuntman tewas dalam sebuah kecelakaan yang terjadi dalam syuting film dalam film "Expendables 2", The Sofia Echo melaporkan, Jumat (28/10/2011). Kecelakaan itu juga melukai seorang stuntman lainnya.
Film "Expendables 2" ini dibintangi sejumlah bintang laga bernama besar, seperti Sylvester Stallone, Arnold Schwarzenegger, Bruce Willis, Dolph Lungren, Jean-Claude Van Damme, Jason Statham, Jet Li, and Chuck Norris. Juga seorang bintang muda asal Australia Liam Hemsworth yang juga pacar Miley Cyrus.
Kecelakaan terjadi ketika aktor-aktor pengganti itu melakukan adegan yang di dalamnya terdapat ledakan di perahu karet di bendungan Ognyanovo di dekat kota Elin Pelin.
Menurut FOCUS News Agency, mengutip pernyataan Direktorat Kementerian Dalam Negeri Distrik, stuntman yang tewas berkebangsaan China dan berusia 26 tahun. Sementara rekannya, berkebangsaan Amerika Serikat, mengalami luka parah pada kaki dan luka pada perut.
Saat kejadian, bintang-bintang utama film tersebut tidak berada di lokasi. Mereka sedang melakukan pengambilan gambar di wilayah lain negara itu.
Film yang diprakarsai Stallone itu tergolong sangat sukses. Film pertamanya, "Expendables", menduduki puncak box office beberapa bulan silam dengan penghasilan 274 juta dollar AS.
"Bustier" Madonna Laku 45.000 Poundsterling
LOS ANGELES, KOMPAS.com — Bustier terkenal Madonna, yang dikenakannya di panggung tur Who's That Girl pada 1987, telah terjual dalam lelang dengan harga 45.000 poundsterling (Rp 638 juta).
Bustier yang dipesan khusus untuk Madonna dari Trashy Lingerie, toko pakaian dalam yang berpusat di Los Angeles (California, AS), itu dikenakan di balik busana ketat dari bahan jala tembus pandang. Bustier tersebut dilelang di China. Diperkirakan, bustier itu akan laku 4.000 hingga 5.000 poundsterling (Rp 56 juta-Rp 70 juta).
Dipamerkan lebih dulu di Rock and Roll Hall of Fame, Ohio (AS), dan The Frederick's of Hollywood Museum, Los Angeles (AS), bustier itu dijual di resor Ponte di Macau, China, oleh Jullien's Auctions, balai lelang yang berpusat di Beverly Hills (Los Angeles). Selain bustier tersebut, dilelang pula 23 memorabilia lain Madonna. Sebut saja, copy buku Sex (1992) yang bertanda tangan Madonna, sebuah hasil rekaman lagu "Simon Says" yang disajikan oleh Madonna bersama band Emmy and the Emmy's-nya. Total, hasil lelangnya lebih dari 62.000 poundsterling (Rp 879 juta).
Darren Julien, pemilik Julien's Auctions, mengatakan, "Ketika membeli benda-benda ini, Anda membeli sebuah kenangan."
Kostum itu dipilih untuk tur dunia pertama Madonna, Who's That Girl, oleh pengarah penampilan dan perancang kostumnya, Martha Stewart. "Bagian terpenting adalah busana bagian atas yang memperlihatkan perut, rok atau celana di pinggul, dan tali lingerie yang terlihat di bawah busana bagian atas," terang Stewart ketika itu.
View the original article here
Kualitas Tidur Menurun Seiring Usia
Kompas.com - Nyenyak tidaknya tidur yang kita alami ternyata berubah seiring dengan usia. Masa bayi sampai remaja merupakan masa ketika bagian tidur dalam dan nyenyak paling mendominasi.
Menurut pakar masalah tidur Donna Arand, anak-anak menghabiskan 50 persen dari waktu tidur mereka di malam hari pada fase tidur dalam atau tidur yang berfungsi untuk perbaikan sel-sel tubuh. "Anak dan remaja membutuhkan tidur dalam sebagai bahan bakar untuk pertumbuhan mereka," katanya.
Di usia 20 tahun fase tidur dalam manusia berkurang separuhnya. Bahkan sebagian orang yang berusia 40 tahun kehilangan kemampuan mereka untuk mengalami tidur restoratif.
"Pada orang lanjut usia tidur restoratif mereka semakin sedikit sehingga mudah terbangun. Sangat sulit bagi mereka untuk tidur selama 8 jam tanpa terbangun," kata juru bicara American Academy of Sleep Medicine ini.
Perubahan paling nyata dari tidur orang lanjut usia adalah tidur mereka menjadi ringan dan tidak berkualitas. Sebagian besar lansia mengeluhkan perubahan kualitas tidur itu membuat mereka terbangun lebih pagi tapi merasa mengantuk di siang hari.
Selain faktor penuaan, kualitas tidur seseorang juga dipengaruhi oleh kesehatan fisik. Orang yang menderita penyakit dan mengonsumsi obat tertentu bisa mengalami insomnia.